Rabu, 19 Mei 2010

MEMBUAT PELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN


Banyak siswa tidak menyukai pelajaran matematika, merupakan sebuah fakta yang dapat diperbaiki melalui sebuah cara sederhana yang dapat dikerjakan oleh seorang guru ketika merencanakan dan melakukan pembelajaran matematika.

Ketika banyak siswa yang takut terhadap pelajaran matematika, atau terlihat bosan, seorang guru perlu melakukan segala sesuatu yang dapat membuat pelajaran matematika menarik. Siswa yang menyukai pelajaran matematika mampu memperoleh hasil yang baik pada standar kompetensi yang telah ditentukan. Oleh karena itu perlu bagi seorang guru untuk melakukan segala sesuatu untuk menolong siswa agar merasa senang dengan pelajaran matematika.
Jika seorang guru tidak menyenangi terhadap suatu subyek (pelajaran), maka para siswanya juga tidak akan menyenangi pembelajarannya. Semakin banyak energi positif yang dimiliki seorang guru terhadap sebuah subyek (pelajaran), akan semakin menyenangkan pembelajarannya. Seorang guru yang tidak menyukai matematika mempunyai tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan seorang guru yang menyukai matematika. Semakin banyak energi yang guru masukkan ke dalam perencanaan dan pembelajaran, akan menjadikan pelajaran semakin menyenangkan, sehingga siswa akan lebih antusias dan bergairah.
Ketika membuat perencanaan untuk pelajaran matematika, perlu mewujudkannya dengan kreatif, membentuk pelajaran matematika interaktif yang melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran. Jika memungkinkan, rencanakan aktifitas yang akan menjadikan siswa-siswa berdiri dan bergerak di dalam atau di sekitar kelas. Beberapa tips untuk perencanaan (pembelajaran) matematika sebagai berikut:
Fokuskan pada satu kemampuan matematika guna menjamin kedalaman pembelajarannya
Antisipasi perlunya menyediakan bantuan tambahan untuk siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar
Rencanakan kegiatan tambahan untuk menjamin bahwa siswa-siswa berkemampuan maju memperoleh sesuatu yang menarik untuk dilakukan
Rencanakan permainan-permaian matematika jika memungkinkan
Rencanakan kerja kelompok yang memberikan kesempatan bagi yang siswa-siswa yang maju membantu siswa-siswa yang lambat belajarnya.

Rabu, 28 April 2010

MEDIA PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru profesional.
Bidang ini telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu, teknologi dan perubahan sikap masyarakat, maka telah ditafsirkan secara lebih luas dan mempunyai fungsi yang lebih luas pula serta memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia pendidikan di sekolah.
Sejalan dengan kemajuan ilmu, teknkologi dan perubahan sikap masyarakat dewasa ini pendidikan disekolah- sekolah telah menunjukkan perkembangan yang pesat, perubahan dan pembaharuan bukan hanya terjadi pada kurikulum, metodologi pengajaran dan penilaian pendidikan namun juga peralatan dan pemahaman- pemahaman tentang media pendidikan.

B. Masalah atau Topik Bahasan
a) Bagaimana hubungan media pendidikan dengan proses belajar mengajar?
b) Apa saja fungsi media pendidikan pada proses belajar mengajar ?
c) Apa saja persyaratan alat peraga yang memadai?
d) Bagaimana memilih alat peraga yang tepat?
e) Apa saja Ciri-ciri kegagalan menggunakan alat peraga?
f) Apa saja kelebihan dan kekurangan media pendidikan?
g) Bagaimana mengelolaan media pendidikan?

C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan hubungan media pendidikan dengan proses belajar mengajar, fungsi media pendidikan pada proses belajar mengajar, persyaratan alat peraga yang memadai, memilih alat peraga yang tepat, ciri-ciri kegagalan menggunakan alat peraga, kelebihan dan kekurangan media pendidikan serta pengelolaan media pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Media Pendidikan dengan Proses Belajar Mengajar.
a. Pengertian belajar mengajar.
Menuut pandangan tradisional belajar adalah usaha memperoleh sujumlah ilmu pengetahuan. Manurut pandangan modern belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Menurut pandangan modern ini seseorang dikatakan telah melakukan proses belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas, meliputi segi jasmani(srtuktural) dan segi rohani(fungsional). Tidak seperti pandanan tradisional yang hanya pada pengetahuan , pola tingkah laku itu terdiri dari berbagai aspek, ketrampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani, hubungan sosial dan lain-lain.
b. Pengertian media pendidikan.
Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dangan tujuan dan isi pengajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu kegiatan belajar mengajar.
Menurut Briggs, media pendidikan adalah peralatan fisik untuk menbawakan atau menyampaikan pengajaran, mencakup buku, film, video tape, sajian slide dan sebagainya, serta suara guru dan perilaku non verbal.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pendidikan adalah perangkat”software” dan atau “hardware” yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Yang dimaksud dengan “hardware” menurut Vernon S. Gerlack adalah peralatan seperti overhead projektor, radio, tape recorder, slide televisi dan lain-lain.sedangkan yang dimaksud dengan “software” adalah the stimuli which are stored and transmitted, misalnya informasi dan cerita yang terdapat pada film informasi dan bahan pelajaran yang terdapat dalam slide dan overhead projektor.

c. Ciri-ciri Umum Dari Media Pendidikan
Ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan dapat diamati menurut panca indera kita.
b. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar.
c. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran, antara guru dan siswa.
d. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar baik didalam ataupun diluar kelas.
e. Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.

B. Fungsi Media Pendidikan Pada Proses Belajar Mengajar.
D.T. Ruseffendi, mengatakan bahwa tipe berpikir dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
a. Tahap berpikir kongkret
b. Tahap berpikir semi kongkret
c. Tahap berpikir semi abstrak
d. Tahap berpikir abstrak
Dari uraian di atas jelas sekali bahwa media pembelajaran dapat menjadi jembatan bagi siswa untuk mampu berpikir abstrak. Dapat disimpulkan pula fungsi khusus dari media pendidikan antara lain sebagai berikut:
a. Untuk mengurangi atau menghindari terjadinya salah komunikasi
b. Untuk meningkatkan hasil belajar mengajar
c. Untuk meningkatkan minat belajar siswa
d. Untuk membuat konsep matematika abstrak yang dapat disajikan dalam bentuk kongkret sehingga lebih dapat dipahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa
e. Untuk membantu daya tilik siswa dalam memahami sesuatu
f. Untuk membantu melihat hubungan antara konsep-konsep dalam matematika dengan alam sekitar
g. Dapat dijadikan sebagai obyek penelitian untuk menyempurnakan nilai-nilai atau manfaat dari alat itu sendiri
h. Untuk menghindari verblisme

C. Jenis-jenis Media Pendidikan
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, peringan hitam.media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran
b. Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:
• Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset
• Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

D. Persyaratan Alat Peraga yang Memadai.
Menurut E. T. Russeffendi, dalam bukunya Pengajaran matematika Modern seri keempat, beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga antara lain:
a. Tahan lama (dibuat dari bahan- bahan yang cukup kuat)
b. Bentuk dan warnanya menarik
c. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit)
d. Ukurau sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
e. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram
f. Sesuai dengan konsep pada matematika
g. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit konsep pemahaman konsep matematika)
h. Peragaan mampu menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi siswa
i. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat ( banyak )

E. Memilih Alat Peraga yang Tepat.
Agar media pembelajaran mampu memberi hasil sesuai dengan yang diharapkan maka sebagai pengajar harus cermat memilih alat peraga. Kriteria pemilihan alat peraga sangat tergantung kepada:
a. Tujuan
b. Materi pelajaran
c. Strategi belajar mengajar
d. Kondisi lingkungan, seperti ruang, tempat duduk, banyak murid, waktu yang tersedia
e. Kondisi siswa
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni
1. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
2. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
3. Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
4. Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
5. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1998 : 62) dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.

F. Kegagalan Menggunakan Media Pendidikan.
Pengajaran mengunakan alat peraga tidak selamanya membuahkan hasil baik seperti yang diharapkan. Bahkan tidak dipungkiri jika media pembelajaran dapat membuat siswa gagal dalam belajarnya. Kegagalan dalam penggunaan alat peraga terjadi bila:
a. Generalisasi konsep abstrak dari representasi hal-hal kongkret tidak tercapai
b. Alat peraga yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam pembelajaran
c. Tidak disajikan pada saat yang tepat
d. Memboroskan waktu
e. Digunakan pada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya
f. Tidak menarik, mempersulit konsep yang dipelajari, mudah rusak
¬¬¬
G. Kelebihan dan Kekurangan Media Pendidikan.
Secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.
a. Kelebihan penggunaan media pembelajaran
Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
a. Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis( dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
b. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
 Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model
 Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar
 Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi
 Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
 Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
 Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
 Menimbulkan kegairahan belajar
 Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
 Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing

d. Dengan sifat yang unik pada tiapsiswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemampuan dalam:
 Memberikan perangsang yang sama
 Mempersamakan pengalaman
 Menimbulkan persepsi yang sama.
b. Kelemahan penggunaan media pembelajaran
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pendidikan adalah perangkat”software” dan atau “hardware” yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Yang dimaksud dengan “hardware” menurut Vernon S. Gerlack adalah peralatan seperti overhead projektor, radio, tape recorder, slide televisi dan lain-lain.sedangkan yang dimaksud dengan “software” adalah the stimuli which are stored and transmitted, misalnya informasi dan cerita yang terdapat pada film informasi dan bahan pelajaran yang terdapat dalam slide dan overhead projektor.
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi tiga yaitu Media auditif, Media visual dan Media audio visual.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya.
Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.

B. Saran-saran
Kepada para pengajar agar tidak mengesampingkan alat peraga mengingat betapa besar manfaatnya. Para pengajar juga tidak boleh berpangku tangan dengan media pembelajarn yang sudah ditemukan, peran aktif para pengajar mencari penemuan-penemuan baru untuk menambah gudang media pembelajaran sangat diperlukan. Selain itu pihak pihak lain juga tidak boleh kalah mendukung, misalnya untuk kepala sekolah, lembaga pendidikan itu sendiri dan oang tua siswa.


DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. DR. 1989. “Media Pendidikan”. Bandung: Citra Aditya Bakti
Darhim, Drs. 1992. “Materi Pokok Work Shop Matematika”. Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan
http://neozonk.blogspot.com/2007/11/rangkuman-buku-media-pembelajaran.html
http://rumahmakalah.wordpress.com/2008/11/07/macam-macam-media-pembelajaran-karakteristik-serta-kelebihan-dan-kekurangannya/
http://www.ditpertais.net/swara/warta17-01.asp

MENGAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

2.1 Pengertian Pendekatan realistik
Pengertian pendekatan realistik menurut Sofyan, (2007: 28) “sebuah pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu sendiri”.
Menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “pendekatan realistik adalah pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar matematika”.
Matematika Realistik yang telah diterapkan dan dikembangkan di Belanda teorinya mengacu pada matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktifitas manusia.
Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi- strategi informasi siswa berkembang ketika mereka menyeleseikan masalah pada situasi- situsi biasa yang telah diakrapiniya, dan keadaan itu yang dijadikannya titik awal pembelajaran pendekatan realistik atau Realistic Mathematic Education(RME) juga diberi pengertian “cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelediki dan memahami konsep matematika melalui suatu masalah dalam situasi yang nyata”. (Megawati, 2003: 4). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bermakna bagi siswa.
Realistic Mathematic Education(RME) adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak pada hal- hal yang real bagi siswa(Zulkardi). Teori ini menekankan ketrampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri(Student Invonting), sebagai kebalikan dari guru memberi(Teaching Telling) dan pada akhirnya murid menggunakan matematika itu untuk menyeleseikan masalah baik secara individual ataupun kelompok.
Pada pendekatan Realistik peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator. Sementara murid berfikir, mengkomunikasikan argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka, serta melatih saling menghargai strategi atau pendapat orang lain.
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME ini adalah pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika.(Yuwono: 2001)
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa RME atau pendekatan Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep dan mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau real bagi siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial.
2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika Realistik
Tujuan Pembelajaran Matematika Realistik sebagai berikut:
1. Menjadikan matematika lebih menarik,relevan dan bermakna,tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak.
2. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.
3. Menekankan belajar matematika “learning by doing”.
4. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika tanpa menggunakan penyelesaian yang baku.
5. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.
(kuiper&kouver,1993)
2.3 Prinsip- prisip Pembelajaran Realistik
Terdapat 5 prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu:
1. Didominasi oleh masalah- masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.
2. Perhatian diberikan pada pengembangan model”situasi skema dan simbol”.
3. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif.
4. Interaktif sebagai karakteristik diproses pembelajaran matematika.
5. Intertwinning(membuat jalinan) antar topik atau antar pokok bahasan.
Gravemeijer(dalam Fitri. 2007: 10) menyebutka tiga prinsip kunci dalam pendekatan realistik, ketiga kunci tersebut adalah:
1. Penemuan kembali secara terbimbing/ matematika secara progresif(Gunded Reinvention/ Progressive matematizing). Dalam menyeleseikan topik- topik matematika, siswa harus diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama, sebagai koknsep- konsep matematika dikemukakan. Siswa diberikan masalah nyata yang memungkinkan adanya penyeleseian yang berbeda.
2. Didaktif yang bersifat fenomena(didaktial phenomology) topik matematika yang akan diajarkan diupayakan berasal dari fenomenan sehari-hari.
3. Model yang dikembangkan sendiri(self developed models) dalam memecahkan ‘contextual problem”, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model mereka sendiri. Pengembangan model ini dapat berperan dalam menjembatani pengetahuan informal dan pengetahuan formal serta konkret dan abstrak.
2.4 Karakteristik pendekatan realistik
Menurut Grafemeijer (dalam fitri, 2007: 13) ada 5 karakteristik pembelajaran matematika realistik, yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan masalah kontekstual
Masalah konsektual berfungsi sebagai aplikasi dan sebagai titik tolak dari mana matematika yang digunakan dapat muncul. Bagaimana masalah matematika itu muncul(yang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari).
2. Menggunakan model atau jembatan
Perhatian diarahkan kepada pengembangan model, skema, dan simbolisasi dari pada hanya mentrasfer rumus. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih faham dan mengerti tentang pembelajaran aritmatika sosial.
3. Menggunakan kontribusi siswa
Kontribusi yang besar pada saat proses belajar mengajar diharapkan dari konstruksi murid sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal ke arah metode yang lebih formal. Dalam kehidupan sehari- hari diharapkan siswa dapat membedakan pengunaan aritmatika sosial terutama pada jual beli. Contohnya: harga baju yang didiskon dengan harga baju yang tidak didiskon.
4. Interaktivitas
Negosiasi secara eksplisit, intervensi, dan evaluasi sesama murid dan guru adalah faktor penting dalam proses belajar secara konstruktif dimana strategi informal siswa digunakan sebagai jembatan untuk menncapai strategi formal. Secara berkelompok siswa diminta untuk membuat pertanyaan kemudian diminta mempresentasikan didepan kelas sedangkan kelompok yang lain menanggapinya. Disini guru bertindak sebagai fasilitator.
5. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya(bersifat holistik)
Aritmatika sosial tidak hanya terdapat pada pembelajaran matematika saja, tetapi juga terdapat pada pembelajaran yang lainnya, misalnya pada akutansi, ekonomi, dan kehidupan sehari- hari.
2.5 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Berdasarkan prinsip dan karakteristik PMR serta dengan memperhatikan pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah disusun suatu langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan PMR yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
 Langkah 1: Memahami masalah kontekstual
yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari kepada siswa dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut,serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan masalah yang belum di pahami. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah karakteristik pertama yaitu menggunakan masalah kontekstual sebagai titik tolak dalam pembelajaran, dan karakteristik keempat yaitu interaksi
 Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual
jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami
 Langkah 3 : Menyelesaikan masalah
Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan interpretasi aspek matematika yang ada pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi pemecahan masalah. Selanjutnya siswa bekerja menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya, sehingga dimungkinkan adanya perbedaan penyelesaian siswa yang satu dengan yang lainnya. Guru mengamati, memotivasi, dan memberi bimbingan terbatas, sehingga siswa dapat memperoleh penyelesaian masalah-masalah tersebut. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini yaitu karakteristik kedua menggunakan model
 Langkah 4 : Membandingkan jawaban
Guru meminta siswa membentuk kelompok secara berpasangan dengan teman sebangkunya, bekerja sama mendiskusikan penyelesaian masalah-masalah yang telah diselesaikan secara individu (negosiasi, membandingkan, dan berdiskusi). Guru mengamati kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberi bantuan jika dibutuhkan.
Dipilih kelompok berpasangan, dengan pertimbangan efisiensi waktu. Karena di sekolah tempat pelaksanaan ujicoba, menggunakan bangku panjang. Sehingga kelompok dengan jumlah anggota yang lebih banyak, membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembentukannya. Sedangkan kelompok berpasangan tidak membutuhkan waktu, karena siswa telah duduk dalam tatanan kelompok berpasangan. Setelah diskusi berpasangan dilakukan, guru menunjuk wakil-wakil kelompok untuk menuliskan masing-masing ide penyelesaian dan alasan dari jawabannya, kemudian guru sebagai fasilitator dan modarator mengarahkan siswa berdiskusi, membimbing siswa mengambil kesimpulan sampai pada rumusan konsep/prinsip berdasarkan matematika formal (idealisasi, abstraksi). Karakteristik PMR yang muncul yaitu interaksi
 Langkah 5: Menyimpulkan
Dari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan suatu rumusan konsep/prinsip dari topik yang dipelajari. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah adanya interaksi antar siswa dengan guru.
2.6 Kelebihan dan kelemehan pembelajaran metematika realistik
Beberapa keunggulan dari pembelajaran metematika realistik antara lain:
1. Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang tidak tampak.
2. Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.
3. Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan.
4. Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
5. Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga.
6. Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.
Beberapa kelemahan dari pembelajaran metematika realistik antara lain:
1. Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar(40- 45 orang).
2. Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.
3. Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mampu memahami materi pelajaran.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Tidak ada satupun model pembelajaran yang diangap paling baik diantara model- model pembelajaran yang lain. Tiap model pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing- masing. Suatu model pembelajaran jika digunakan sesuai situasi dan kondisi pasti akan jadi model pembelajaran yang baik.

B.SARAN-SARAN
Berdasarkan simpulan dari penulisan ini untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran realistik penulis memberikan saran – saran sebagai berikut:
1. Diperlukan adanya kesadaran siswa dalam bertanggung jawab terhadap setiap pelajaran disekolah.
2. Diperlukan adanya kesadaran antara pengajar dengan siswa agar pembelajaran realistik dapat berjalan dengan baik.
3. Setiap pengajar diharapkan menguasai bermacam- macam metode pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Endang Diningsih. 2008. Metode Pembelajaran Realistik. Skripsi tidak diterbitkan. Tulungagung . STKIP PGRI Tulungagung.
Wikipedia. 2009 Pendidikan, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan diakses pada tanggal 2 Desember 2009)
Wordpress.2009 Pembelajaran realistik, (online), (http://ipotes.wordpress.com/Pembelajaran Realistik) diakses pada tanggal 17 Desember 2009)

Jumat, 23 April 2010

TIPS DAN TRIK MERAIH KESUKSUKSESAN

Kesuksesan tidak lah mudah untuk dicari, tetapi kita mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kesuksesan. berikut adalah trik trik meraih kesuksesan seorang pelajar:
1. biasakan membaca bukun selama 30 menit setiap hari. bila sudah menikmati, tambah waktunya sampai 1 atau 2 jam. mulailah dari buku-buku yang anda senangi. membaca komik tidak menjadi masalah asalkan dapat melatih kesuksesan membaca.
2. bila ada uang lebih, belilah buku baru. jangan membeli lagi sebelum selesai membacanya. catatlah informasi penting didalamnya, hafalkan bila perlu.
3. perbanyaklah mengikuti seminar atau kajian ilmiah. dari kegiatan itu cakrawala berfikir akan terbuka dan wawasan semakin luas.
4. bila anda ingin menambah wawasan, carilah jurnal-jurnal ilmiah yang berhubungan dengan jurusanmu.
5. orang yang bodoh adalah ia yang tidak tau informasi.
6. ikutlah kelompok belajar atau masuklah komunitas ilmiah dan berdiskusilah tentang tema-tema yangm hangat diperbincangkan. semakin sering kita berdiskusi, semakin mudah pula kita untuk mengungkapkan pendapat.
7. kunci menghilangkan kebodohan adalah belajara, bergaul dengan orang yang berilmu, dan menyukain membaca buku karena dari buku itulah kita akan mengetahui banyak hal.

Menghitung Volume Benda Tak Beraturan

Volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek


Benda dibedakan menjadi dua:
1.Benda beraturan Benda beraturan adalah benda yang dapat langsung diukur dengan alat ukur dan rumus.
contoh:kubus ,balok ,tabung ,dll
2.Benda tidak beraturan
Benda tidak beraturan adalah benda yang tidak dapat langsung diukur dengan alat ukur dan rumus.contoh:batu,kayu,kursi,dll


* Rumus volume digunakan untuk benda yang beraturan:
• Volume kubus = r3 (r adalah rusuk kubus)
• Volume balok = p.l.t (p adalah panjang, l adalah lebar dan t adalah tinggi)
• Volume prisma = La.t (La adalah luas alas dan t adalah tinggi)
• Volume limas = 1/3.La.t (La adalah luas alas dan t adalah tinggi)
• Volume silinder = Ï€.r2.t (r adalah jari-jari dan t adalah tinggi)
• Volume kerucut = 1/3.Ï€.r2.t (r adalah jari-jari dan t adalah tinggi)
• Volume bola = 4/3.Ï€.r3


*Untuk menentukan volume benda yang tidak beraturan bisa digunakan gelas ukur.

1.Alat dan Bahan
1. Gelas ukur
2. Batu
3. Air

2.Langkah kerja:
1. Siapkan gelas ukur dan batu!
2. Isi gelas ukur dengan air!
3. Masukkan batu ke dalam gelas ukur yang berisi air!
4. Hitunglah perubahan kedudukan tinggi air pada gelas ukur


* Kesimpulan:
Perubahan tinggi air pada gelas ukur sama dengan volume batu.

REMAJA

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Cover
DAFTAR ISI
BAB I REMAJA
1. Pengertian Remaja
2. Ciri- ciri Remaja
3. Karakteristik Remaja
4. Perkembangan Remaja dan Aspek-Aspeknya
5. Permasalahan- permasalahan Remaja
BAB II KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
REMAJA
1. Pengertian Remaja
Banyak ahli yang berbeda dalam menentuan rentang usia remaja, ini karena batas usianya tidak ditentukan dengan jelas. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap.namun Batasan remaja menurut Drajat (1989: 69) yaitu masa pemilihan yang ditempuh oleh seorang dari mana anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain sebuah situasi yang menjembatani menuju ke tingkat dewasa. Masa remaja ini berlangsung kira-kira antara usia 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir masa remaja antara usia 16 sampai 18 tahun yang oleh Drajat (1989: 75). Dikatakan masa usia matang secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin dihargai kehadirannya oleh orang sekitarnya.. Konsep ini tidak jauh berbeda dengan Poerwadarminta (1984: 813) yang menyatakan remaja adalah: (1) Mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin, (2) Muda (tentang anak laki-laki dan perempuan); mulai muncul rasa cinta birahi.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian dari remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa penyesuaian diri terdidik. Selain itu, masa ini juga adalah masa konflik, terutama konflik remaja dengan dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga membutuhkan penanganan khusus yang menuntut tanggung jawab penuh.
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan oleh beberapa ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Dari beberapa defenisi remaja di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa atau periode menuju tahap dewasa yang ditandai dengan umur berkisar antara 13-18 tahun, mulai tertarik kepada lawan jenis, dan memiliki permasalahan yang kompleks.

2. Ciri- ciri Remaja
Ciri-ciri remaja tidak boleh dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku.
Menurut Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
1). Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan maniakal atau defresif.
2). Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya, mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik…..tidak jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan desploritas lebih terarah untuk meminta bantuan.
3). Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup penghayatannya .Ia lebih bersifat ‘menerima’dan ‘mengerti’ malahan sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di sekitarnya.

Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (1991:49-50). Menurutnya pada masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami pertentangan batin dan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas. Akibatnya anak berusaha melepaskan diri darikekangan orang tua untuk mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan tergantung. (Mustaqim dan Abdul Wahid, 1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa remaja akhir umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian pada teman hidupnya kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakat juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk dewasa.
Dari sumber lain dikatakan bahwa Ciri-Ciri Masa Remaja, antara lain:
1) Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
2) Masa remaja sebagai periode perubahan.
Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
a) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
b) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
c) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
d) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
e) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
3) Masa remaja sebagai usia bermasalah.
4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
5) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
6) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
7) Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
Dengan kondisi tersebut, dapat disimpulakan bahwa masa remaja merupakan masa dimana seseorang atau manusia dalam proses menuju pencarian jati diri di masa awal kehidupan yang sebenarnya pada dirinya. Sehingga Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam pembentukan jati diri seseorang.

3. Karakteristik Remaja
Remaja memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya beda dengan tahap usia lainnya. Beberapa karakteristik remaja tersebut, antara lain:
1) Masa remaja adalah periode yang penting
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.
2) Masa remaja adalah masa peralihan
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
3) Masa remaja adalah periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, (4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
4) Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
5) Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
6) Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.
7) Masa remaja adalah masa yang tidak realistis
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan danbukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
8) Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa sringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1) Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2) Ketidakstabilan emosi.
3) Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4) Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5) Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6) Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7) Senang bereksperimentasi.
8) Senang bereksplorasi.
9) Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.

Remaja juga menunjukka karakteristik fisik yang dialami seiring perkembangan dan pertumbuhan fisik yang terjadi pada tubuhnya. Kelenjar kanak-kanaknya telah berakhir, berganti dengan kelenjar endokrin yang memproduksi hormon, sehingga menggalakan Pertumbuhan organ seks yang tumbuh menuju kesempurnaan. Organ seks menjadi besar disertai dengan kemampuannya untuk melaksanakan fungsinya.
Pada remaja putri terjadi pembesaran payudara dan pembesaran pinggul. Di samping itu meningkat pula dengan cepat berat dan tinggi badan. Sedangkan pada remaja pria mulai kelihatan (membesar) jakun di lehernya dan suara menjadi sengau / besar. Di samping itu bahunya bertambah lebar dan mulai tumbuh bulu di ketika dan di atas bibir atasnya (kumis). Satu tanda Kematangan seksual dengan jelas pada remaja putri tetapi hanya diketahui oleh yang bersangkutan saja, yaitu terjadinya datang bulan / haid dan pada remaja putera mimpi basah. Tanda-tanda permulaan Kematangan seksual tidak berarti bahwa secara langsung terjadi kemampuan reproduksi.

4. Perkembangan Remaja dan Aspek-Aspeknya
Terjadi beberapa perkembangan atau perubahan yang terjadi masa usia remaja, dimana disetiap perkembangan yang dilalui seorang remaja harus mampu melewati tugas- tugas perkembangannya. Bila seorang remaja gagal melalui tugas perkembangannya maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi masalah pada diri remaja tersebut. Perkembangan pada remaja tersebut antara lain :
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi cepat pada masa remaja awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Cole (dalam monks, 2002:16) berpendapat bahwa perkembangan fisik merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan psikis dan sosialis. Artinya jika perkembangan fisik berjalan secara baik dan lancar, maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Jika perkembangan fisik terhambat sulit untuk mendapat tempat yang wajar dalam kehidupan masyarakat dewasa.
2. Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif remaja menurut Piaget (dalam Elisabet,1999:117) menjelaskan bahwa selama tahap operasi formal yang terjadi sekiyar usia 11-15 tahun. Seorang anak mengalami perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung. Struktur kognitif anak mencapai pematangan pada tahap ini. Potensi kualitas penalaran dan berfikir (reasoning dan thinking) berkembang secara maksimum. Setelah potensi perkembangan maksimum ini terjadi, seorang anak tidak lagi mengalami perbaikan struktural dalam kualitas penalaran pada tahap perkembangan selanjutnya.
Remaja yang sudah mencapai perkembangan operasi formal secara maksimum mempunyai kelengkapan struktural kognitif sebagai mana halnya orang dewasa. Namun, hal itu tidak berarti bahwa pemikiran (thinking) remaja dengan penalaran formal (formal reasoning) sama baiknya dengan pemikiran aktual orang dewasa karena hanya secara potensial sudah tercapai.
3. Perkembangan Emosi Remaja
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah efektif. Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya, dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya. Keseimbangan antar ketiga ranah psikologis sangat di butuhkan sehingga manusia dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang di hadapinya.
Prawitasari (dalam Zailani, 1887:85) mengembangkan alat pengungkap emosi dasar manusia berupa foto-foto sebagai ekspresi wajah dari berbagai model dasar manusia yaitu : senang, sedih, terkejut, jijik, marah, takut dan malu.
Pada masa remaja, ekspresi emosi yang nampak kadang-kadang tidak mengembangkan kondisi emosi yang sebenarnya, misalnya orang yang marah seribu bahasa. Ekspresi emosi sifatnya sangat individual atau subjektif, tergantung pada kondisi pribadi masing-masing orang.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened emotionality atau meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan keadaan sebelumnya. Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap binggung, emosi meledak-ledak, suka berkelahi, tidak ada nafsu makan, tidak punya gairah apapun, atau mungkin sebaliknya melarikan diri membaca buku. Di samping kondisi emosi yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi yang menonjol pada remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa ingin tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia. (Zaenuddin, 2004: 111).

5. Permasalahan- permasalahan Remaja
Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian dari remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa penyesuaian diri terdidik. Selain itu, masa ini juga adalah masa konflik, terutama konflik remaja dengan dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga membutuhkan penanganan khusus yang menuntut tanggung jawab penuh.
Lain halnya dengan pendapat, Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Beberapa permasalahan yang dialami oleh remaja antara lain:
1) Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
• Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
• Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
• Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
• Cinta dan Hubungan Heteroseksual
• Permasalahan Seksual
• Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
• Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
2) Permasalahan percintaan yang berlebihan bahkan sampai pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya.
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”.
Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).
3) Berbagai konflik yang dialami oleh remaja
a. .Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka
b. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan ketergantungan kepada orang tua.
c. Konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama serta nilai sosial.
d. Konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia kecil dulu dengan prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Konflik menghadapi masa depan.
4) kesulitan – kesulitan yang sering dialami remaja
sejumlah kesulitan yang dialami kaum remaja merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :
a. Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya periang dan berseri-seri dan yakin.
b. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat.
c. Membolos
d. Perilaku anti social, seperti suka menganggu, berbohong, kejam, dan agresif
e. Penyalahgunaan obat bius
f. Psikosis




BAB II
KESIMPULAN
Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah. Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.



BAB III
DAFTAR PUSTAKA

http://meetabied.wordpress.com/2009/12/24/remaja-dan-ciri-cirinya/
http://netsains.com/2009/04/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/03/30/remaja-dan-internet/
http://psikonseling.blogspot.com/2009/03/psikologi-perkembangan-pada-remaja.html
http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com/2008/03/psikologi-perkembangan-remaja_27.html

Persembahan untuk anak didunia

Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan kedunia. Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan.
“Tuhan……..Para malaikat disini mengatakn bahwa besuk engkau akan mengirimkan ku kedunia. Tetapi bagaimana caranya aku hidup disana, saya begitu kecil dan lemah”kata si bayi.
Tuhan menjawab.” Aku telah memilih malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu”
“Tapi di surga, apa yang aku lakukan hanya bernyanyi dan tertawa. Ini cukup bagiku untuk bahagia.”
Demikian kata sibayi.
Tuhanpun menjawab”Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untuk mu dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia.”
Sibanyi pun bertanya kembali” Dan apa yang dapat aku lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu”
Sekali lagi Tuhan menjawab”Malaikat akan mengajarakan bagaimana cara kamu berdoa”
Si bayipun masih belum merasa puas, iapun bertanya lagi”aku mendengar kalau dibumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungiku??”
Dengan penuh kesabaran Tuhanpun menjawab”Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun.”
Si bayi pun tetap belum pluas dan melanjutkan pertanyaannya.”Tapi aku akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi.”
Dan Tuhan pun menjawab”Mlaikatmu akan menceritakan tentang aku. Dan aku mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku. Walaupun sesungguhnya Aku selalu disisimu.”
Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya”Tuhan ……..ika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat dirumahku nannti?”
Tuhanpun menjawab”Kamu dapat memanggil malaikatmu………….IBU………………. “
kenanglah ibu yang menyayangimu. ……..untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi……..
Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhu………
Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu???????……….
…………dan ingatkah engkaiu ketika air mta menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit
Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menatikan kepulanganmu dirumah tempat engkau dilahirkan………
Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu………..
Jangan biarkan engkau menghilang saat- saat yang akan kau rindukan dimasa datan g ketika ibu telah tiada………….
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu yang menyambut kita.
Tak ada latgi senyuman indah……… tanda bahagia.
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tak ada penghuninya.
Yang ada hanyalah baju yang tergantung dikamar lemarinya
Tak ada lagi dan tidak akan lagi yang meneteskan air mata mendoakan mu disetiap hembusan nafasnya
Kembalilah segera……..
Peluklah ibu yang selalu menyayangi mu
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik diakhir hayatnya
Kenanglah semua cinta dan kasih sayang nya. ibu………….maafkan aku………..
Sampai kapan pun jasamu tidak akan terbalas………………

Dunia ini hanyalah sebuah batu loncatan untuk menuju alam lain yang bernama akhirat yang lebih kekal adanya, dan fase ini lah yang akan mengantarkan kita ke fase kehidupan abadi. Di fase inilah kita memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang kita inginkan.
Kita adalah mekluk yang paling istimewa, namun apakah kita senantiasa mengistimewakan dirikita seperti Tuhan mengistimewakan diri kita?
Apakah kita sudah pandai untuk senantiasa bersyukur kepada –Nya?
Ataukah terus menerus mengelukan apa yang telah diberikannya?
Bersyukur bukanlah menerima apa yang telah kita miliki, namun bersyukur adalah menerima apa yang belum kita miliki, dan berbahagia dengan apa yang telah kita miliki. Maka yakinlah…..apapun yang kita inginkan pasti akan diberikan oleh Tuhan…….

Kamis, 22 April 2010

Bersemangatlah

jangan bersedih karena dunia ini begitu luas. pendferitaan bukan untuk ditangisi, malangnya hidup bukan untuk disesali. yang harus dilakukan adalah tersenyum, karena senyum bisa membangkitkan gairah dan semangat. senyum adalah sedekah untuk sesama.